Selasa, 07 Mei 2013

Kicau Burung Gereja dan Nasi Kering

Semua berawal dari nasi sisa yang tidak tau harus diapakan. Ada semacam perasaan bersalah untuk membuang nasi-nasi tersebut. Yah kalau kata orang dulu sih nasi-nasi tersebut akan menangis, dan nanti di hari pembalasan, nasi itu satu persatu  akan memanggil-manggil si pembuang nasi, meminta pertanggung jawaban. Coba bayangkan, dalam satu sendok makan saja sepertinya ada berpuluh-puluh butir nasi. Bagaimana jika semangkok. doh. Nah dari pada mubadzir, si suami menyarankan agar nasi-nasi sisa itu dijemur lalu digoreng menjadi cemilan.

Crok.. crok..crok.. Terdengar suara dari nampan tempat saya menjemur nasi. Crok.. crok.. crok.. Rupanya beberapa burung gereja tengah sibuk mematuk-matuk nampan berisi nasi yang hampir kering. Saya biarkan burung-burung kecil itu memakannya. Bahkan saya sengaja menyebarkan nasi ke jalan depan rumah untuk mereka. Bonusnya? Saya bisa menikmati kicauan mereka setiap pagi dan tentu saja mendapatkan objek foto yang menarik. Ini dia foto favorit saya:

Burung Gereja

Melihat si burung bertengger saya lari tergopoh-gopoh mengambil kamera. Saat kembali burung itu sudah tidak ada. Oh baiklah, memotret fauna itu ternyata tidak gampang karena mereka senantiasa bergerak. Disuruh tunggu atau nengok juga mereka gak ngerti kan.

Burung Gereja




Untungnya kucing saya si Cimit sudah tidak hobi berburu. Jadi burung-burung ini aman berkeliaran mematuki nasi kering. Mudah-mudahan mereka betah berlama-lama di sekitaran rumah saya dan berkicau untuk saya setiap pagi.

Rusunawa
Rusunawa

Apartement two tower
Rusunawa 2 Tower



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes