Rabu, 16 Desember 2015

Indahnya Curug Pengantin Bumijawa

Tadinya saya pikir tempat wisata di Tegal itu ya hanya Guci dan Pantai. Eh ternyata lumayan banyak juga tempat wisata alam, baik yang sudah dikelola maupun belum. Keinginan menjelajah semakin besar apalagi salah seorang teman yang memang asli Tegal ikut bersemangat. “Masa daerahe dewek ora ngerti ngendi ndi…” begitu katanya. Cuss.. Jadilah kami berangkat menuju Bumijawa.


Curug Pengantin dan Curug Luhur lokasinya berdekatan. Curug Pengantin letaknya di hulu Curug Luhur.  Berdasarkan informasi dari cowok-cowok setempat yang bergerombol di pos jaga parkir, perjalanan menuju curug dapat ditempuh selama kurang lebih 15 menit trekking dari parkiran. Kedua curug ini sih sepertinya belum dikelola oleh pemerintah, karena saya  tidak melihat satupun loket karcis disini. Kami cukup membayar uang parkir dan memasukkan uang seikhlasnya ke ember yang disodorkan oleh mereka.

Jalan setapak menuju curug masih berupa jalan tanah dengan kontur lumayan naik turun. Kalaupun ada tangga, dibuat dari karung-karung berisi tanah dan pegangan bambu seadanya. Pasti akan sangat licin jika hujan turun. Yang membuat saya takjub, disini masih banyak monyet liar hidup bebas bergelantungan dipohon-pohon. Wooow. Padahal ini tidak jauh dari pemukiman. Selain jalan setapak, kami juga melewati hamparan sawah terasering sampai akhirnya terdengar suara gemericik air.


Sudah sampaikah di curug? Tentu belum! Kami masih harus menyusur melawan aliran sungai untuk sampai ke curug. Kemana kaki harus melangkah dan berpijak? You’re on your own guys.. tidak ada pemandu dan karena kami datang di hari jumat, pengunjung pun tidak banyak. Pintar-pintar lah memilih jalan yang airnya tidak dalam agar celana tidak basah dan berhati-hati dengan arus yang kencang. Lebih bagus sih kalau bawa celana ganti jadi bebas main air. Saya sangat tidak menyarankan untuk memaksakan diri menyusuri sungai saat hujan dan debit air bah yang kencang.

Dan tadaaaaa......Tibalah kami. Curug Pengantin begitu indah. Tingginya sekitar 10-14 meter. Mungkin karena ada dua air terjun berdampingan sehingga dinamakan penganten. Menurut mas-mas yang sedang asyik mancing, kolam air curug ini dalamnya kurang lebih 3 meter. Sejak di pintu masuk parkiran sudah ada rambu larangan berenang. Rupanya pernah ada korban yang tenggelam saat berenang.

all pic taken with my LG phone

Kerasnya suara air yang jatuh membuat curug ini semakin berwibawa. Sejenak saya duduk mengagumi kemegahannya. Membiarkan pikiran-pikiran kusut hanyut terbawa derasnya aliran sungai…

Sayangnya… belum semua pengunjung sadar lingkungan. Ada beberapa spot yang penuh sampah… Ahh.. Indonesia sekali bukan?? Apalagi di lokasi curug ada tenda warung yang menjual minuman dan mie instant. Hmmmm…….

Kamis, 03 Desember 2015

Cahaya Dalam Gelap



Mungkin yang kita butuhkan adalah gelap. Semata-mata agar dapat menghargai setitik cahaya, sekecil apapun itu. Seredup apapun pasti akan sangat berarti.
Mungkin yang kita butuhkan adalah gelap. Agar mata ini tidak terdistorsi sinar sinar gemerlap, yang dapat membuyarkan pencarian akan cahaya sejati.

catatan. Fotonya diambil pas mati lampu. Bengong-bengong ga ada kerjaan, Dipotret aja deh lampu minyaknya. Sekian.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes